TUGAS 1 SEJARAH SENI, KRIYA, DESAIN

 SENI RUPA SECARA UMUM

Berikut ini dikemukakan berapa definisi sebagai upaya untuk memaknai apakah seni itu.

1. "Seni ialah penciptaan segala hal atau benda yang karena keindahan bentuknya senang orang melihat atau mendengarnya" (Ensiklopedia Indonesia).

2. "Seni ialah segala sesuatu yang dilakukan orang bukan karena kebutuhan pokok, melainkan semata-mata karena kemewahan, kenikmatan, atau kebutuhan spiritual" (Everymen Encyclopedia).

3. "Seni ialah kegiatan manusia yang dilakukan secara sadar, dengan perantaraan tanda-tanda lahiriah tertentu, menyampaikan kepada orang lain perasaan-perasaan yang telah dihayatinya agar orang lain tergugah dan mengalami perasaan yang sama" (Leo Tolstoy).

4. "Seni ialah peniruan terhadap alam dengan segala seginya" (Plato, Lessing dan J.J Reusseau).

5. "Seni ialah suatu kegiatan manusia yang menjelajahi, dan dengan ini menciptakan kenyataan baru dalam suatu cara penglihatan yang melebihi akal dan menyajikannya secara perlambang atau kiasan sebagai suatu kebulatan alam kecil yang mencerminkan kebulatan alam semesta" (Erich Kahler).

6. "Seni ialah kegiatan rokhaniah manusia yang merefleksikan realitas dalam suatu karya yang berkat bentuk dan isinya mempunyai daya untuk membangkitkan pengalaman tertentu dalam rokhani penerimanya" (Achdiat K. Miharja).

7. "Seni ialah ekpresi-estetik melalui media visual, bunyi/suara, gerak, dan lakon. Ekspresi-estetik ini murni dilakukan untuk berekspresi semata atau dilakukan demi memenuhi kebutuhan praktis tertentu" (Sofyan Salam).

                                        https://www.yuksinau.id/pengertian-seni/

 Berdasarkan uraian di atas, dapat dijelaskan bahwa untuk memberikan pengertian terhadap istilah "seni rupa" dapat mengacu pada pengertian seni manapun. Pembatasan arti seni rupa dari arti seni secara umum ditentukan oleh media pengekspresiannya. Seni rupa diekspresikan melalui media rupa (visual) seperti titik, garis, bentuk, warna, tekstur, volume dan ruang. Sementara itu, seni tari diekspresikan melalui media gerak; seni musik diekspresikan melalui media bunyi/suara; dan seni teater diekspresikan melalui media lakon. Dengan mengacu ke definisi no. 7 di atas, sebagai contoh, seni rupa dapat didefinisikan sebagai "ekpresi-estetik melalui media titik, garis, bentuk, warna, tekstur, volume dan ruang." Media seni rupa tersebut merupakan media standar yang melahirkan karya seni rupa semacam seni gambar, seni lukis, seni patung, seni cetak, seni kriya, dan sebagainya, yang diuraikan lebih lanjut pada bagian berikutnya. Dewasa ini telah lahir karya seni rupa yang juga memanfaatkan media bunyi, cahaya, dan gerak sebagai media tambahan. Dengan perkembangan yang demikian ini, batas antara seni rupa, seni musik, dan seni teater menjadi kabur. Lahirlah kemudian istilah untuk mengakomodasi perkembangan ini yakni: "Seni Rupa Pertunjukan (Performance Art)", setelah sebelumnya diperkenalkan istilah "Seni Rupa Kejadian (Happening Art).

1)      Seni Rupa (unsur rupa/visual)  adalah suatu cabang seni yang menghasilkan karya seni dimana bentuk dan kualitasnya dapat dirasakan oleh indera manusia, khususnya indera penglihatan dan indera peraba. Ada juga yang mengatakan pengertian seni rupa adalah cabang kesenian yang menghasilkan suatu karya yang dapat dinikmati oleh masyarakat secara umum karena dapat memiliki bentuk dan wujud nyata dan dapat dilihat. Dengan kata lain, Seni rupa merupakan suatu karya seni yang fokus pada keindahan visual dan juga sentuhan. Bagi orang-orang tertentu, karya seni ini dapat menjadi suatu hiburan tersendiri hanya dengan melihat atau menyentuhnya saja.

 

Berdasarkan bentuknya, seni rupa dapat dibagi menjadi dua, yaitu;

A.    Seni 2 Dimensi, yaitu karya seni yang hanya dapat dilihat dari satu sudut pandang saja dan mempunyai dimensi panjang dan lebar.Contoh; seni lukisan, seni relief, seni grafis, dan lainnya.

B.     Seni 3 Dimensi, yaitu karya seni yang berbentuk seperti bangun ruang dan memiliki volume dimana dimensinya terdiri dari panjang, lebar, dan tinggi. Contoh; seni patung, seni arsitektur, seni kriya, seni keramik, dan lainnya.

Fungsi seni rupa dapat dibagi menjadi dua. Adapun fungsi seni rupa adalah sebagai berikut:

1.    Fungsi Individu Seni rupa dapat berfungsi sebagai pemuas kebutuhan individu, khususnya bagi seorang seniman. Ada kepuasan batin yang dirasakan oleh seorang seniman ketika dapat mengekspresikan dirinya melalui karya seni yang mereka ciptakan.

2.    Fungsi Sosial Selain kepuasan individu, kepuasan batin juga dapat dirasakan oleh masyarakat para pecinta seni dari suatu seni rupa yang mereka lihat. Itu sebabnya ada banyak orang yang membeli suatu karya seni yang mereka sukai meskipun harganya mahal.

3.    Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan dari seseorang maupun kelompok. Seni tari juga bisa diartikan sebagai cabang seni yang mengungkapkan ekspresi, keindahan dan makna memalui gerakan tubuh. Gerakan-gerakan tersebut disusun dan di desain sedemikian rupa agar memberi kesan kepada penonton dan menjadi wujud ekspresi diri manusia.

Seni tari memiliki beberapa fungsi. Apa saja fungsi dari seni tersebut? Berikut ulasanya. 1. Tari pertunjukan Yaitu tari yang disiapkan untuk suatu acara dan dipentaskan. Tarian ini menonjolkan dari sisi koreografi artistik, konsep yang bagus dan ide yang matang. Serta tema yang tertata sedemikian rupa sehingga tarian tersebut menjadi menarik dan indah. 2. Tari upacara Yaitu tarian yang dilakukan hanya pada upacara adat maupun acara yang bernuansa keagamaan. Tarian ini mengutamakan adanya ke khidmatan dan komunikasi pada Sang Pemilik Alam. 3. Tari hiburan Yaitu tarian yang diadakan hanya untuk menghibur penonton saja. Biasanya tarian ini dimainkan dengan alunan musik dan irama yang enak didengar. Gerakan tarinya juga bebas dari berbagai macam nilai, tradisi, atau adat. Yang terpenting dari tarian ini adalah mampu menghilangkan rasa jenuh para pendengar atau penonton. 4. Tari pergaulan Yaitu tarian yang dimainkan untuk berinteraksi ke sesama saja. Tarian ini biasanya digunakan untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian. Dalam gerakanganya juga terlihat lincah dan memiliki sifat komunikatif. Sehingga mampu memberikan interaksi atau timbal balik ke sesama. 5. Tari kesenian Yaitu tarian yang dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya tarian ini bernuansa tradisional. Karena menghargai warisan budaya penggilan nenek moyang pada zaman dahulu. Tarian ini hanya dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan saja.

Tari dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis yakni :

1. Tari tunggal (solo) Sebuah tari seni yang dibawakan oleh satu orang penari. Baik itu penari laki-laki maupun perempuan. Contoh Tari : Tari Gatotkaca asal Jawa Tengah.

2. Tari berpasangan (duet) Sebuah tari seni yang dibawakan oleh dua orang penari. Baik itu penari laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, ataupun campur laki-laki perempuan. Contoh : Tari Topeng asal Jawa Barat.

3. Tari berkelompok (group) Sebuah tari seni yang dibawakan oleh banyak orang atau berkelompok. Penari biasanya lebih dari dua orang. Baik dilakukan dengan laki-laki semua, perempuan semua, ataupun campur laki-laki dan perempuan. Contoh : Tari Saman asal Aceh.

 4.    Seni Musik

Seni musik adalah sebuah cabang seni yang lebih fokus mengutamakan penggunaan harmoni, melodi, irama, tempo, dan vokal sebagai sarana menyampaikan nilai-nilai seni itu sendiri dari seniman atau pembuat seni kepada orang lain atau penikmat seni.

 Berdasarkan perkembangannya seni musik kian melekat dengan manusia dan memiliki manfaat dan fungsi penting berikut ini:

1. Sarana Mengekspresikan Diri Musik dapat dijadikan ekspresi diri karena musik bisa jadi media yang tepat untuk mengungkapkan perasaan atau ide-ide sang penciptanya. Jadi tak heran jika banyak musisi yang menciptakan musik berdasarkan pengalaman hidupnya yang kemudian ia tuangkan dalam nada-nada yang enak didengar.

 2. Saran Terapi Musik sudah dijadikan sebagai  sarana terapi bahkan sejak zaman perang dunia ke dua dimana banyak orang depresi karena kejamnya kondisi perang saat itu. Musik kemudian menyelamatkan mereka yang mengalami trauma, gangguan mental dan beberapa kelumpuhan pada organ tubuh mereka.

3. Sarana Hiburan Musik tentu berfungsi hiburan yang bisa menghadirkan perasaan bahagia atau memberikan sentuhan keindahan pada perasaan orang yang mendengarkannya.

4. Sarana Upacara Musik banyak digunakan untuk kegiatan upacara-upacara baik yang sifatnya kebudayaan, keagamaan, ritual, atau upacara resmi atau formal. Musik dalam upacara ini kemudian mampu menambah kenikmatan dari upacara tersebut.

5. Sarana Tari Musik memiliki peran penting untuk mengiri pertunjukan tari sehingga pertunjukan tersebut semakin hidup dan menambah nilai keindahan tari tersebut. Itulah sebabnya setiap ada pertunjukan tari maka ada kehadiran musik pula di pertunjukan tersebut

Berikut ini jenis-jenis musik yang perlu Grameds ketahui agar memperoleh banyak referensi musik yang bisa didengarkan:

1. Musik Tradisional

Musik tradisional adalah jenis musik yang diwariskan dari nenek moyang secara turun temurun pada generasi tertentu yang masih menjaga orisinalitasnya. Musik tradisional juga masih menggunakan alat musik tradisional untuk menciptakan nada-nada tertentu. Contoh musik tradisional yang ada di indonesia adalah musik gending jawa yang menggunakan alat musik gamelan, saron, gong, dan sebagainya untuk menghasilkan instrumen musik karawitan jawa.

2. Musik Modern

Berdasarkan perkembangannya muncullah jenis musik modern yang lebih universal dan menggunakan banyak teknologi canggih dan budaya baru untuk membuat instrumentalnya. Contohnya jenis musik modern sekarang adalah musik EDM yang menggunakan alat DJ yang mengandalkan teknologi canggih untuk menghasilkan alunan musik tertentu.

3. Musik Kontemporer

Musik kontemporer adalah jenis musik yang memiliki ciri khas dibandingkan musik tradisional dan musik modern. Musik klasik biasanya memiliki variasi nada yang lebih kompleks dengan jenis bunyi, ritme, tempo, dan warna musik yang sangat bervariasi. Bahkan musik klasik juga menggunakan bunyi-bunyi yang tidak hanya berasal dari alat musik instrumental saja.

Sejarah Kriya

Seni ini merupakan salah satu cabang dari seni rupa. Dengan keahlian tangan yang begitu tinggi dan dipadukan dengan sentuhan seni ini. Maka proses tersebut akan mampu menghasilkan benda kerajinan yang begitu tinggi.Beberapa contoh dari benda seni ini adalah ukiran hias pada kayu atau media batu, topeng, anyaman, dan benda lainnya.


Secara etimologi kriya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu karya yang memiliki arti mengerjakan. Lalu kata tersebut menjadi berkembang menjadi karya, kriya, dan kerja.


Dalam KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia kata kriya memiliki makna pekerjaan atau kerajinan tangan. Dalam bahasa Inggris, Kriya memiliki arti craft. Yang mana craft jika dijabarkan lebih lebar lagi merupakan suatu kegiatan yang melibatkan keterampilan untuk membuat sesuatu dengan tangan atau handmade.


Saat ini kriya juga begitu identik dengan kerajinan tangan yang memiliki nilai guna di dalamnya. Hal ini berhubungan terhadap perkembangan zaman yang banyak memberikan tuntutan untuk bisa memproduksi dengan proses yang cepat sekaligus terjual dalam jumlah yang banyak pula.


Akan tetapi kriya juga bisa menjadi salah satu media seni murni yang mana itu artinya tidak bernilai guna atau tidak memiliki fungsi. Pada masa lalu, kriya juga merupakan suatu karya seni adiluhung yang di dalamnya memiliki nilai tradisi tinggi.


Fungsi Seni Kriya

Seni kriya yang diaplikasikan menjadi sebuah produk atau suatu benda memiliki beberapa fungsi. 

1.      Hiasan

Fungsi yang pertama dari hasil produk karya seni ini adalah bisa dijadikan sebagai hiasan. Hal ini karena banyak produk seni yang yang digunakan untuk benda pajangan ataupun dekorasi. Tak heran jika banyak benda seni ini yang mengalami berbagai macam pengembangan.

Tak hanya itu saja pasalnya seni ini juga termasuk ke dalam seni rupa murni atau fine art. Hal ini karena seni kriya lebih mengutamakan keindahan atau estetik sebagai bentuk pemenuhan emosi daripada fungsi kegunaanya. Contoh dari benda dengan fungsi hiasan adalah patung, hiasan dinding, karya seni ukir, cinderamata dan berbagai macam benda lainnya.


2.      Benda Terapan

Fungsi selanjutnya adalah sebagai benda terapan. Berbeda dengan seni murni yang lebih banyak mengutamakan keindahan sebagai hiasan. Karya seni ini dalam seni terapan atau applied art lebih banyak mengutamakan fungsi praktis kegunaannya.

Meski produk seni ini yang dihasilkan sudah siap untuk dipakai dan terlihat begitu nyaman. Namun setiap benda seni kriya tersebut tidak menghilangkan unsur keindahan yang ada di dalamnya. Contoh : peralatan rumah tangga, pakaian, furniture, keramik, perhiasan dan benda-benda lainnya.


3.      Benda Mainan

Fungsi yang berikutnya  adalah sebagai benda mainan. Hal ini karena beberapa produk karya seni kriya bisa difungsikan sebagai objek mainan. Benda ataupun alat permainan biasanya memiliki bentuk yang sederhana dan dibuat menggunakan bahan yang memang mudah didapatkan. Hal ini bisa membuat produk mainan karya seni kriya bisa dijual dengan harga yang lebih terjangkau. Contoh : kipas tangan, congklak, boneka dan beberapa benda lainnya.


4.      Benda Seni Eksperimental

Saat ini kriya kerap dijadikan sebagai media seni murni kontemporer untuk bisa membuat karya seni yang begitu eksperimen rasul. Beberapa contohnya adalah gedung yang diselimuti dengan rajutan atau pohon yang diberikan berbagai macam hiasan.

Beberapa poin penjelasan di atas akan lebih mempermudah Anda untuk tahu apa saja fungsi yang akan dihasilkan oleh seni kriya.


Jenis-jenis Seni Kriya

Penjelasan berikutnya adalah tentang jenis-jenis dari seni kriya. Dimana jenis seni ini dapat dilihat berdasarkan bahan dasar serta teknik pembuatannya.

1.      Seni Kayu

Seni kayu akan menggunakan bahan dasar kayu yang akan diolah dengan menggunakan teknik ukir maupun teknik pahat. Selain itu dalam proses pembuatannya akan menggabungkan nilai fungsi dan juga nilai hias. Contoh  patung, wayang golek, topeng, furniture dan beberapa hiasan ukir lainnya.

2.      Seni Keramik

tanah liat yang dalam proses pembuatannya akan dipanaskan dan diberikan lapisan glazur atau lapisan mengkilap. Teknik yang digunakan adalah seperti teknik slab atau lempeng, teknik putar atau throwing, pilin dan juga cetak ulang. contoh seni keramik adalah guci, piring, vas bunga, gelas dan benda lainnya.

3.      Seni Logam

Seni logam menjadi salah satu jenis dari seni yang dilihat berdasarkan dengan bahan atau media dan teknik pembuatannya. Logam merupakan salah satu bahan keras yang bisa diolah menjadi benda seni kriya.

Teknik paling umum untuk mengolah bahan logam adalah mencarikan lalu mencetaknya. Bivalve bisa dibilang sebagai teknik cetak yang paling kerap digunakan. Beli merupakan teknik membuat cetakan dua sisi yang begitu simetris seperti kerang. Contoh perhiasan, patung, miniatur dan peralatan makanan atau benda-benda lainnya.

4.    Seni Tekstil

Bahan dasar dari kriya tekstil adalah kain yang dibuat dari serat. Tekstil sendiri memiliki lingkup yang cukup luas dengan berbagai macam jenis kain. Beberapa kain yang masuk ke dalam cakupan tekstil adalah seperti kain yang dibuat dengan cara ditenun, diikat, dipress ataupun teknik pembuatan lainnya.

5.      Seni Kulit

Seni kulit merupakan jenis seni kriya yang memanfaatkan bahan dasar kulit dalam proses pembuatannya. Biasanya kulit yang digunakan adalah kulit binatang seperti kulit sapi, buaya, ular dan juga kerbau. Kulit tersebut nantinya akan diolah dengan melewati beberapa proses di dalamnya yang juga akan diberikan sebuah cairan ataupun zat tertentu.

6.      Seni Batu

Seni batu yang mana bahan dasar yang digunakan adalah batu. Beberapa batu yang biasanya digunakan sebagai bahan dasar adalah batu fosil, jasper, batu permata, batu akik, dan lainnya. Nantinya batu-batu tersebut akan diolah dan dibentuk menjadi berbagai macam benda yang tentunya tetap memiliki sisi keindahannya tersendiri.

7.      Seni bahan khas

Seni kriya yang mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu bisa menciptakan produk kriya yang terbuat dari berbagai media alternatif. Sebagai contohnya adalah seperti kulit telur, pecahan kaca, kain perca dan lainnya media alternatif lainnya.


Sejarah Desain

Desain grafis merupakan proses komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan melalui elemen visual. Biasanya, desain grafis menggabungkan gambar, simbol dan tulisan untuk merepresentasikan visual pesan yang mau disampaikan. Penerapan desain grafis biasanya di dalam desain komunikasi dan fine art. Desain grafis bisa mengarah ke metode merancang, proses pembuatan, produk hasil rancangan maupun disiplin ilmu yang dipakai untuk desain. Nah, sekarang kita simak sejarah desain grafis secara singkat.

Perkembangan seni rupa sangat berkaitan dengan sejarah dari desain grafis. Melihat sejarah ke belakang, penemuan karya komunikasi visual paling tua adalah lukisan gua Lascaux di Prancis yang diperkirakan asalnya dari periode 15.000-10.000 SM. Ini adalah sekumpulan simbol berbentuk ideogram, hingga akhirnya berkembang jadi aksara yang kita biasa gunakan di masa modern sekarang.

Sementara, dalam pendidikan desain di Inggris, Henry Cole menjadi orang yang memiliki pengaruh besar. Dia membuat jurnal berjudul Journal of Design and Manufacturers dan berhasil meyakinkan pentingnya desain lewat jurnalnya tersebut. Untuk merayakan lahirnya teknologi industri modern serta desain dengan gaya Victoria, dia menyelenggarakan The Great Exhibition.

Kemudian, di antara tahun 1891-1896, diterbitkan buku karya desain grafis dari gerakan Arts and Crafts oleh Percetakan William Morris Kelmscott. Lalu, percetakan ini membuat buku yang desainnya lebih apik dan elegan, untuk kemudian dijual ke orang-orang kaya. Melalui penjualan ini, Morris membuktikan bahwa produk karya desain grafis juga berpotensi untuk pasar komersial.

Selama perjalanan sejarah kriya dan desain, dimana teknologi telah diterima dan dipahami oleh umat manusia serta menjadikan desain sebagai suatu kegiatan khusus atau tersendiri dari bagian kegiatan industri. Desain merupakan juga bagian dari proses kerja untuk dapat merealisasikannya.

Pengertian desain menurut terminologinya dari bahasa Latin (desionare) atau bahasa Inggris (design). John Echols (1975) dalam kamusnya mengatakan sebagai potongan, pola, model, mode, konstruksi, tujuan dan rencana. Sedangkan Kamus Webster (1974), pengertiannya adalah gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, membuat, mencipta, menyiapkan, meningkatkan, pikiran, maksud, kejelasan dan seterusnya. Demikian Webster berfikir jauh lebih luas akan beban makna.

Tahun 1916

Sejarah desain grafis berikutnya yaitu Edward Johnston merancang jenis huruf yang kemudian digunakan pada The Signage in the London Underground di tahun 1916.

Tahun 1920

Di Uni Soviet, ada aliran konstruktivisme yang melihat seni dengan orientasi individu nggak bermanfaaat bagi Rusia. Mereka lalu merancang sesuatu yang bisa diterapkan untuk dunia nyata, seperti membuat bangunan, perangkat teater, pakaian, perabot, kain, poster, logo, menu dan sebagainya.

Tahun 1922

Tahun 1922 adalah masa pertama kalinya kata ‘desain grafis’ digunakan. Penggunaannya di sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls for New Design karya William Addison Dwiggins, desainer buku Amerika.

Tahun 1927

Di tahun 1927, diterbitkanlah buku Raffe’s Graphic Design yang dianggap menjadi buku pertama dengan judul yang menggunakan istilah ‘desain grafis’.

Tahun 1928

Di tahun 1928, dirumuskan prinsip-prinsip dasar tipografi modern oleh Jan Tschichold dalam bukunya dengan judul New Typography. Kemudian, muncul para tipografer lainnya yakni Bauhaus, Herbert Bayer dan Laszlo Moholy-Nagy, serta El Lissitzky yang memiliki pengaruh besar di bidang ilmu desain grafis modern.

Tahun 1937

Pada tahun 1937, Bauhaus pindah sekolah dari Jerman ke Chicago dan dia membawa pengaruh besar terhadap desain di Amerika.

Tahun 1964-1999

Desain grafis terus berkembang seiring dengan berkembangnya konsumerisme. Hingga memicu kritik dari bermacam komunitas desain yang kemudian disampaikan melalui First Thing First manifesto, ini diterbitkan pertama kali di tahun 1964. Lalu, kembali diterbitkan di tahun 1999 dalam majalah Émigré. Lantas, konsumerisme terus tumbuh hingga membuat ilmu desain grafis ikut berkembang sampai sekarang.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman PKL di Percetakan Reza, kabupaten Situbondo - Jawa Timur

TUGAS ILUSTRASI TEMA 1